Air Terjun Kakek Bodo memiliki fasilitas yang bisa dikatakan lebih banyak daripada Putuk Truno. Sepanjang perjalanan menuju air terjun dapat dijumpai playground, stan makanan ataupun minuman, toilet, dan gazebo bila ingin istirahat sejenak. Jalannya juga sudah dibeton, dan diberi gundukan batu-batu kecil agar pengunjung tidak mudah tergelincir.
Ketika sampai di air terjun, kami sedikit kecewa lantaran sebuah pagar kecil masih terkunci, mencegah pengunjung turun dan mendekati air terjun. Kami mendapat informasi dari petugas setempat bahwa Kakek Bodo ditutup sementara karena cuaca sudah mendung, dan dikhawatirkan debitnya meningkat secara tiba-tiba. Tetapi pengunjung masih diperbolehkan untuk main-main di daerah hilirnya.
Setelah menikmati keindahan Kakek Bodo dari kejauhan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Alap-alap. Perjalanan menuju Alap-alap dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari Kakek Bodo, ke atas melewati bumi perkemahan. Jalan dari Kakek Bodo ke bumi perkemahan cukup berbahaya, curam, dan licin ketika musim hujan.
Ketika sampai di bumi perkemahan, kami melihat banyak tenda disana, tempat orang-orang berkemah di akhir pekan. Dan ternyata orang-orang yang kemah itu banyak yang berasal dari Surabaya. Sejenak kami merebahkan diri di sebuah surau kecil, istirahat dan kemudian salat Dzuhur. Setelah itu, kami bergegas menuju Alap-alap. Tetapi sebelum kami mencapai seperempat perjalanan, hujan deras turun tiba-tiba, dan memaksa kami untuk membatalkan perjalanan ke Alap-alap.
Akhirnya kami hanya bisa main di Air Terjun Putuk Truno dan Kakek Bodo. Sedangkan Air Terjun Sengguruh belum bisa kami capai karena ketiadaan petunjuk lokasinya.
![]() |
Sepinya Air Terjun Kakek Bodo karena pagar pengaman yang tertutup rapat |
![]() |
Warna-warni tenda di bumi perkemahan Kakek Bodo |