Pages

Tuesday, June 24, 2014

Sajadah Granit untuk Masjid Manarul Ilmi ITS

"Insya Allah, tempat sujud yang nyaman adalah dambaan kita semua." Itulah sepenggal kalimat yang tercantum dalam brosur Program Jariyah Sajadah Granit. Apa maksud program tersebut? Program Jariyah Sajadah Granit berupaya menggalang dana untuk renovasi lantai Masjid Manarul Ilmi ITS.

Renovasi lantai Masjid Manarul Ilmi bukan tanpa alasan. Perlu kita ketahui, lantai ruang utama Masjid Manarul Ilmi mengalami retak dan deformasi selama bertahun-tahun. Serambi-serambi juga mengalami hal yang serupa. Kemungkinan renovasi dilakukan secara bertahap, dengan mendahulukan bagian ruang utama.

Sebenarnya, program ini sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Namun karena dana yang dibutuhkan belum tercapai, renovasi masih belum dilakukan hingga bulan ini. Saya berharap program ini bisa berjalan dengan sukses, dan Masjid Manarul Ilmi menjadi lebih cantik. Untuk informasi yang lebih lengkap, datang saja ke Masjid Manarul Ilmi.

Ini foto dari brosur Program Jariyah Sajadah Granit

Monday, June 23, 2014

Pengalaman Menjadi Guru Les Privat

Saya masih ingat. Ketika saya masih SMA, ibu saya pernah bilang, "Pas kuliah nanti, jangan cuman kuliah, tapi juga belajar cari uang, misalnya jadi guru les." Dan ternyata kata-kata itu menjadi kenyataan! Saya menjadi guru les privat saat kuliah masih berjalan di pertengahan semester 1.

Saya tidak ikut LBB manapun. Dan saya mengajar satu anak saja. Dia, yang saya ajar (bukan hajar), kelas 1 SD. Jadi, saya tidak menemui kesulitan masalah materi pelajaran. Yang menjadi masalah utama adalah mood belajar dia yang berubah-ubah. Kadang saya dituntut untuk keras, kadang juga kalem. Saya harus mengikuti jalan pikiran seorang anak kecil, dan saya memakluminya.

Saya belajar banyak hal selama delapan bulan menjadi guru les privat. Saya belajar untuk berlaku sabar, tidak menyerah, selalu ceria, dan lain-lain. Kadang saat dia tidak mau les, saya mengalah. Tapi saya bercerita dan memberinya motivasi agar ada semangat untuk belajar. Saya menjadi sadar bahwa anak kecil tetaplah anak kecil, tidak mau dipaksa.

Terakhir, saya sering ditanya orang-orang, "Kenapa anak kelas 1 SD sudah les?" Itu terserah orangtuanya. Yang perlu kita tahu, pelajaran kelas 1 SD tahun 2001 (zaman saya) dengan sekarang sudah berbeda. Sekarang, kelas 1 SD sudah diajarkan bahasa Inggris, IPA, IPS, dan TIK. Masalah les atau tidak, itu keputusan orangtua dan si anak.

Tuesday, June 10, 2014

EAS Take Home? Nikmat Mana yang Kalian Dustakan!

Minggu ini adalah minggu dimana saya dan teman-teman berjuang ekstra keras. Berjuang dalam rangka apa? Perang? Tawuran? Bukan. Kita berjuang dalam menghadapi EAS (Evaluasi Akhir Semester). Selain itu, karena kita sudah kuliah 2 semester, kita wajib lulus minimal 18 sks dari 2 semester terakhir. Jika tidak, bisa terancam DO!

Mata kuliah pertama yang saya hadapi di EAS semester ini adalah Kalkulus 2. Gampang kah? Tidak! Dari 5 soal, saya hanya mengerjakan dua nomor. Yang lain cuma saya coret-coret semampunya. Dari kejadian mengerikan itu, dapat saya simpulkan bahwa belajar sebelum EAS itu penting.

Jadi, EAS adalah "hantu" bagi para mahasiswa? Tidak juga. Tidak selamanya EAS itu menakutkan, mungkin hanya membuat jantung berhenti karena soal tidak sama dengan yang dipelajari, haha... Ada dosen yang memberi soal EAS tapi open book (boleh buka buku). Enak kan? Pengecualian untuk Kalkulus 2 karena tidak boleh buka buku.

Selain EAS open book, ada lagi yang namanya EAS take home. EAS take home, artinya kita bisa mengerjakan EAS dimanapun, tidak harus di kelas. Kurang enak apa coba? Tambahkan sedikit garam kalau kurang enak. Menurut saya, EAS take home lah yang paling enak dari berbagai varietas EAS. Nikmat mana lagi yang kalian dustakan!

Sesungguhnya, ujian dibuat untuk meningkatkan kualitas kita. Jadi, jangan menyerah dan terus semangat dalam menjalani hidup.

Ini contoh EAS take home dari matkul TBB