Pages

Tuesday, April 21, 2015

The Da Vinci Code

Judul: The Da Vinci Code
Penulis: Dan Brown
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Terbit: 2014, cetakan kelima


The Da Vinci Code merupakan salah satu novel bestseller karangan Dan Brown. Novel ini pertama kali terbit tahun 2003. Kemudian untuk merayakan 10 tahun usia The Da Vinci Code, Penerbit Bentang kembali mencetaknya dengan ukuran yang lebih kecil, setebal 678 halaman. Novel ini juga pernah dijadikan film dengan judul yang sama pada tahun 2006.

The Da Vinci Code mengisahkan bagaimana seorang simbolog, Robert Langdon, dan seorang kriptolog, Sophie Neveu, berpetualang dalam mengungkap misteri Legenda Cawan Suci. Sedangkan kunci menuju pengungkapan legenda tersebut tersembunyi dalam karya-karya Leonardo Da Vinci. Sepanjang perjalanan, mereka terus menghindari kejaran polisi dari Paris hingga London. Pencarian Langdon mengarahkannya kepada sebuah rahasia yang telah dijaga selama berabad-abad, dan kepada musuh yang selalu mengancam nyawa Langdon maupun Sophie.

Dalam novel ini, Dan Brown mampu menyajikan cerita yang mengalir sangat cepat, penuh misteri dan intrik, menantang intelektualitas. The Da Vinci Code sangat direkomendasikan bagi pembaca yang menyukai cerita-cerita konspirasi atau misteri.

Saturday, April 18, 2015

Short Trip: Air Terjun Kakek Bodo dan Alap-Alap

Akhir Februari lalu, aku mengadakan perjalanan singkat ke air terjun Kakek Bodo dan Alap-Alap. Dua air terjun tersebut masih berada dalam kawasan yang sama. Keduanya terletak di lereng gunung Welirang, Pasuruan.

Aku mendapat akses ke wana wisata Kakek Bodo melalui gerbang yang terdapat di belakang Hotel Surya. Aku membayar Rp 12.500 untuk tiket masuk. Dari gerbang masuk, aku mulai melangkah menyusuri jalan yang sudah berupa aspal. Belum sampai sepuluh menit, aku bertemu persimpangan jalan. Pilihannya: lurus untuk gunung Welirang atau kanan untuk air terjun Kakek Bodo. Aku mencoba jalan menuju gunung Welirang terlebih dahulu. Tak kusangka, medan yang aku lalui berubah menjadi batu-batu yang licin. Kemiringan jalan juga semakin bertambah. Belum sampai tiga puluh menit, aku sudah tepar di semak belukar. Akhirnya aku mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan ke gunung Welirang. Aku harus sadar diri bahwa fisikku belum cukup kuat untuk mendaki gunung, aku masih terlalu cemen untuk hal itu.

Aku kembali ke "jalan yang benar", jalan yang benar-benar mampu untuk kutempuh. Setelah tiga puluh menit berjalan, aku tiba di bumi perkemahan Kakek Bodo. Tempat itu tidaklah asing bagiku. Aku pernah camping disana. Dan ternyata acara tersebut dikutuk oleh pihak jurusan. Karena acara tersebut, HMS dibekukan selama satu semester. Itu akan menjadi pengalaman yang sulit kulupakan.