Pages

Tuesday, December 25, 2018

Into the Water

Judul: Into the Water
Penulis: Paula Hawkins
Penerbit: Noura Books
Terbit: 2017


Novel thriller kedua dari Paula Hawkins ini mirip dengan novel sebelumnya (The Girl on the Train) tetapi tetap ada perbedaan yang cukup besar. Alur cerita Into the Water dan The Girl on the Train sama-sama menggunakan sudut pandang orang pertama dari setiap tokoh, namun kali ini (Into the Water) memiliki tokoh yang jauh lebih banyak. Banyaknya tokoh membuat buku ini cukup sulit dicerna. Ceritanya juga tak semenegangkan The Girl on the Train, tidak banyak drama dan cenderung datar. Ending-nya memang tidak terduga, tetapi jelas tidak mengejutkan.

"Beberapa hari sebelum kematiannya, Nel menelepon saudarinya. Jules tidak mengangkat telepon, mengabaikan permintaannya. Sekarang Nel sudah mati. Mereka berpikir ia melompat. Dan Jules ditarik kembali ke tempat di mana ia berharap ia dapat melarikan diri untuk selamanya, untuk merawat gadis remaja yang ditinggalkan saudarinya. Tapi Jules takut. Sangat takut. Dari ingatannya yang sudah lama terkubur, tentang Rumah Penggilingan tua, ia mengetahui bahwa Nel tidak akan pernah melompat. Dan yang terpenting, ia takut air, dan tempat yang mereka sebut Kolam Penenggelaman."

Sunday, December 23, 2018

Short Trip: C3 AFA Singapore 2018

Kemarin aku mengambil cuti selama 10 hari, mulai 30 November hingga 9 Desember. Aku memulai perjalanan dari Sambas sampai Pontianak selama kurang lebih 5 jam dengan mobil. Aku tiba di Bandara Supadio sekitar jam 7 pagi. Pesawat Citilink Pontianak-Surabaya berangkat sekitar pukul 11 siang setelah delay 1 jam. Karena delay, pihak maskapai memberi kompensasi berupa snack dan minuman.

Pesawat tiba di Bandara Juanda sekitar jam 1 siang. Setelah turun dari pesawat, aku segera mencari shuttle bus yang menghubungkan Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda. Fasilitas shuttle bus ini bisa kita nikmati secara gratis. Penerbangan berikutnya adalah Surabaya-Singapura dengan pesawat Scoot. Pesawat baru berangkat jam 10 malam setelah delay 1 jam.

Pesawat tiba di Bandara Changi tanggal 1 Desember sekitar jam 1 dini hari waktu setempat (+1 jam dari Waktu Indonesia Barat). Karena MRT dan bus arah ke kota baru beroperasi sekitar jam 6 pagi, maka aku istirahat sejenak di bandara. Tak lupa aku membeli kartu EZ-Link selagi di bandara. EZ-Link dipakai supaya kita bisa naik MRT maupun bus di Singapura.