Pages

Saturday, April 18, 2015

Short Trip: Air Terjun Kakek Bodo dan Alap-Alap

Akhir Februari lalu, aku mengadakan perjalanan singkat ke air terjun Kakek Bodo dan Alap-Alap. Dua air terjun tersebut masih berada dalam kawasan yang sama. Keduanya terletak di lereng gunung Welirang, Pasuruan.

Aku mendapat akses ke wana wisata Kakek Bodo melalui gerbang yang terdapat di belakang Hotel Surya. Aku membayar Rp 12.500 untuk tiket masuk. Dari gerbang masuk, aku mulai melangkah menyusuri jalan yang sudah berupa aspal. Belum sampai sepuluh menit, aku bertemu persimpangan jalan. Pilihannya: lurus untuk gunung Welirang atau kanan untuk air terjun Kakek Bodo. Aku mencoba jalan menuju gunung Welirang terlebih dahulu. Tak kusangka, medan yang aku lalui berubah menjadi batu-batu yang licin. Kemiringan jalan juga semakin bertambah. Belum sampai tiga puluh menit, aku sudah tepar di semak belukar. Akhirnya aku mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan ke gunung Welirang. Aku harus sadar diri bahwa fisikku belum cukup kuat untuk mendaki gunung, aku masih terlalu cemen untuk hal itu.

Aku kembali ke "jalan yang benar", jalan yang benar-benar mampu untuk kutempuh. Setelah tiga puluh menit berjalan, aku tiba di bumi perkemahan Kakek Bodo. Tempat itu tidaklah asing bagiku. Aku pernah camping disana. Dan ternyata acara tersebut dikutuk oleh pihak jurusan. Karena acara tersebut, HMS dibekukan selama satu semester. Itu akan menjadi pengalaman yang sulit kulupakan.

Dari bumi perkemahan Kakek Bodo, aku terus berjalan menuju air terjun Kakek Bodo. Aku berjalan tanpa peta maupun kompas. Aku hanya mengandalkan insting dan ingatan yang sudah samar-samar akibat termakan usia. Perjalanan dari bumi perkemahan ke air terjun Kakek Bodo aku tempuh sekitar empat puluh menit. Sesampainya di depan air terjun Kakek Bodo, aku membuka mulut dan hidung lebar-lebar. Udara dingin dan segar hanya bisa didapat di daerah semacam ini, bukan di Surabaya.

Di sekitar air terjun Kakek Bodo dapat dijumpai warung yang menjual aneka makanan dan minuman. Aku memesan semangkok bakso dan segelas teh panas di salah satu warung. Sambil makan, aku bertanya kepada ibu si penjual bakso, tentang lokasi air terjun Alap-Alap. Ternyata jawaban dari ibu si penjual bakso ini sungguh mengejutkan. Aku diberitahu bahwa air terjun Alap-Alap sangat jauh, dan aku diperingatkan supaya tidak kesana. Alasannya adalah: 1. Aku sendirian, tidak membawa teman atau rombongan; 2. Musim hujan, jalan menjadi sangat licin; 3. Pernah ada yang terpeleset dan masuk ke jurang. Kata-kata dari ibu si penjual bakso justru membuatku semakin penasaran sekaligus khawatir.

Setelah istirahat dan makan bakso, aku langsung menuju air terjun Alap-Alap. Di tengah perjalanan, aku melewati sebuah rumah kecil. Aku masih ingat, rumah ini digunakan untuk mandi dan masak ketika aku dan teman-temanku camping dulu. Di depan rumah itu, ada beberapa orang pemuda yang sepertinya baru kembali dari air terjun Alap-Alap. Kami saling sapa, dan mereka langsung tahu bahwa tujuanku adalah air terjun Alap-Alap. Mereka memberitahuku agar aku mengikuti jalan setapak dengan petunjuk tali rafia warna-warni di pohon-pohon. Aku mengucapkan terima kasih lalu melanjutkan perjalanan.

Jalan menuju air terjun Alap-Alap memang menyusahkan: tanahnya yang berair mencengkeram sandal dengan kuat, batuan licin karena ditumbuhi lumut, akar pohon dan kayu lapuk yang sekali hentak bisa langsung hancur. Gara-gara itu, aku kerap jatuh atau terpeleset. Di sisi kiri dan kanan, tanaman paku-pakuan tumbuh subur. Sisi kanan akan berubah menjadi jurang yang dalam bila sudah mendekati lokasi air terjun Alap-Alap.

Aku menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk mencapai air terjun Alap-Alap. Lelah yang aku rasakan, telah terbayar lunas oleh keindahannya. Gemericik air yang jatuh ke tebing yang bertingkat-tingkat, membuat air terjun ini unik, membuat aku takjub. Subhanallah.


Air terjun Kakek Bodo
Para pengunjung air terjun Kakek Bodo
Air terjun Alap-Alap
Aku, di depan air terjun Alap-Alap

No comments:

Post a Comment