Pages

Wednesday, February 4, 2015

Indeks Prestasi

Kuliah semester tiga sudah usai. Liburan semester juga sudah usai. IP?

Mungkin cukup berat kalau harus membahas indeks prestasi alias IP. Bagi mayoritas mahasiswa, IP adalah sesuatu yang tabu. IP, di satu sisi bisa jadi kebanggaan, di sisi lain bisa jadi bahan lawakan.

Kalau hasil IP sudah keluar, pihak pertama yang aku beritahu adalah orangtua. Pihak kedua? Tidak ada. Tapi sialnya, teman-teman satu jurusan bisa tahu berapa IP kita. Ya, itulah konsekuensi kalau kuliah di ITS. Berniat pindah ke universitas lain? Silakan.

Bagaimana respon orangtua terhadap IP anaknya? Kalau si anak mendapat IP 4,00 alias sempurna, orangtua akan bilang: "Selamat ya! Besok bapak kasih uang sebagai hadiah. Uangnya buat bayar SPP semester depan ya..." Kalau si anak mendapat IP kurang dari 4,00, orangtua akan bilang: "Hmm, tingkatkan lagi ya..." Kalau IP si anak 0,00, orangtua akan bilang: "Kamu kayaknya nggak cocok kuliah deh. Kamu mending buka warung aja, bapak akan kasih uang buat modalnya. Butuh modal berapa?"

Catatan: respon orangtua berbeda-beda, tergantung dari susunan genetik dan suasana hati.

No comments:

Post a Comment